Rabu, 09 November 2016

Asuhan Keperawatan (Askep) Tonsilitis



MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS


            Disusun Oleh Kelompok  :
Susi Karmila ( SR152090020 )



Kelas 2 B



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2016


KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan terimakasih kepada dosen pengampu kami yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini serta membantu dan memberikan masukan untuk hasil yang lebih baik dalam pengerjaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pengetahuan kita tentang Askep Tonsilitis.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah ini maka dari itu, kami mohon maaf atas kekurangannya dan dimohon kritik serta saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.



Pontianak,  November 2016


                                                                                                                                       Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
            A.    Latar Belakang..........................................................................................1  
            B.     Rumusan Masalah.....................................................................................1                                 
            C.     Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TONSILITIS....................................................................... 3                               
A.    Definisi Tonsilitis........................................................................................ 3
B.     Etiologi Tonsilitis........................................................................................ 4                                
C.     Pathway Tonsilitis....................................................................................... 5
D.    Patofisiologi Tonsilitis................................................................................. 5
E.     Manifestasi Klinis Tonsilitis........................................................................ 5
F.      Klasifikasi Tonsilitis.................................................................................... 6
G.    Penatalaksanaan pada Tonsilitis.................................................................. 7
H.    Pemeriksaan Diagnostik pada Tonsilitis...................................................... 8 
I.       Komplikasi Tonsilitis................................................................................... 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS......................................... 10
           A.    Konsep Asuhan Keperawatan Tonsilitis................................................... 10
B.     Implementasi dan Evaluasi........................................................................ 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 14
           A.    Kesimpulan................................................................................................ 14
           B.     Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidungatau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter atau penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian dari tonsilitis   ?
2.      Apa Etiologi dari tonsilitis ?
3.      Bagaimana pathway tonsilitis?
4.      Bagaimanakah patofisiologis pada tonsilitis  ?
5.      Apa saja manifestasi klinis dari tonsilitis?
6.      Apa saja klasifikasi dari tonsilitis?
7.      Bagaimana pengkajian penatalaksanaan dari tonsilitis ?
8.      Bagaimana pemeriksaan diagnosa dari tonsilitis?
9.      Bagaimana komplikasi dari kolitis ulsertif ?
10.    Apa saja rencana keperawatan dalam tonsilitis ?
9.      Apa saja implementasi dan evaluasi dalam tonsilitis ?


C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai :
1.      Definisi tonsilitis
2.      Etiologi tonsilitis
3.      Pathway tonsilitis
4.      Patofisiologi tonsilitis
5.      Manifestasi klinis tonsilitis
6.      Kalsifikasi tonsilitis
7.      Penatalaksanaan pada tonsilitis
8.      Pemeriksaan diagnostik pada tonsilitis
9.      Komplikasi tonsilitis
10.  Konsep asuhan keperawatan tonsilitis
11.  Implementasi dan evaluasi tonsilitis




BAB II
TINJAUAN TONSILITIS
A.    Definisi Tonsilitis
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman, memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).

Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat & Jong, 1997).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.  Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes na mun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan.
              Gambar 1. Tonsilitis
B.     Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang dibawah ini :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections).
Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A adalah :
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.

C.    Pathway Tonsilitis

Gambar 2. Pathway Tonsilitis
D.    Patofisiologi Tonsilitis
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a. Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
b. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien sering batuk.
c. Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang demam.
d. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid.
E.     Manifestasi Tonsilitis
Pasien  mengeluh  ada  penghalang  di  tenggorokan,  terasa  kering  dan pernafasan berbau, rasa sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit waktu menelan. Pada pemeriksaan, terdapat 2 macam gambaran tonsil  yang mungkin tampak:
1.    Tampak  pembesaran  tonsil  oleh  karena  hipertrofi  dan perlengketan  ke jaringan  sekitar,  kripte  yang  melebar,  tonsil  ditutupi  oleh  eksudat  yang purulen atau seperti keju.
2.    Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam  di  dalam  tonsil  bed  dengan  tepi  yang  hiperemis,  kripte  yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Manifestasi klinis menurut smeltzer (2001) adalah:
1.      Sistem Gastointestinal
a. Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
b. Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
c. Anoreksia : mual dan muntah
d. Mulut berbau
e. Bibir kering
f. Nafsu makan berkurang
2.   Sistem Pernafasan
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
3.   Sistem Imun
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
4.   Sistem Muskuloskeletal
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise
F.     Klasifikasi Tonsilitis
1.      Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
2.      Tonsilitis Falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3.      Tonsilitis Lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4.      Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5.      Tonsilitis Kronik
Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.
G.    Penatalaksanaan pada Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
a.       penatalaksanaan medis
1)      pemberian antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
2)      antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
3)      analgesik
4)      Pemberian cairan 2-2,5 liter/hari
5)      kompres dengan air hangat
6)      istirahat yang cukup
7)      pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
8)      kumur dengan air hangat
H.    Pemeriksaan Diagnostik pada Tonsilitis
a.       Test laboratorium
Test laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam rematik, glomerulunefritis dan demam jengkering.
b.      Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan
c.       Terapi      
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
I.       Komplikasi Tonsilitis
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
1.      Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
2.      Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
3.      Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4.      Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
5.      Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
6.      Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).



BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS
A.    Asuhan Keperawatan Tonsilitis
1.      Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung, perdarahan.
b. inspeksi mukosa hidung, warna kemerahan, pembengkakan atau ekstudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dala rhinitis kronis
c. palpasi sinus frontalis dan maksilaris, terhadap nyeri tekan yangmenunjukkan inflamasi.
d. inspeksi tenggor, warna kemerahan, lesi
e. inspeksi tonsil dan faring, warna kemerahan, asimetri, asanya drainase, ulserasi, atau pembesaran
f. palpasi trachea, apakah posisi pada garis tengah leher, apakah ada massa, deformitas
g. palpasi nodus limfe leher, apakah terjadi pembesaran, nyeri tekan yang berkaitan.
3.   Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
b. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
4.   Rencana Asuhan Keperawatan
NO.
Dx. KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.
Dx 1.
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Setelah di lakukan perawatan selama 3x 24 jam tidak ada masalah dalam suhu tubuh sehingga suhu tubuh kembali normal atau turun

Kriteria Hasil :
-     Suhu tubuh dalam rentang normal
-     Tidak ada pembengkakan pada dan kemerahan pada tonsil klien
-     Kulit tidak teraba panas
-    Pantau suhu minimal dua jam sekali sesuai dengan kebutuhan
-    Pantau warna kulit dan suhu
-    Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2 liter sehari
-    Gunakan waslap dingin (atau kantong es yan di balut dengan kain) di aksila, kening tengkuk, dan lipat paha
-    Ajarkan pasien/ keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia (misalnya : sangat panas, dan keletihan akibat panas
-    Berikan obat antipiretik, jika perlu gunakan matras dingin
-    Dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu
2.
Dx 2.
Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri selama 1x 24 jam diharapkan tidak ada masalah nyeri dengan skala 5 sehingga nyeri dapat hilang atau berkurang.

Kriteria hasil :
-       klien mengatakan tidak sakit saat menelan makanan
-       Klien tidak nyeri tenggorokan
-      Nyeri berkurang atau hilang
-      Tonsil sudah tidak bengkak
-   Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0-10
-   Hadir di deket pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi
-   Intruksikan pasien untuk menginformasikann kepada perwat jika peredaan nyeri tidak dapat tercapai
-   Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

3.
Dx.3
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan 5x24 jam kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil :
-     Porsi makan klien dapat di habiskan
-     Klien tidak menolak lagi pada saat di berikan makan
-     Kembalinya nafsu makan klien
-    Pantau nilai laboraturium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
-    Buat perencanaan makan dengan pasien yang masik dalam jadwal makan, lingkungan makan, kesukaaan dan ketidaksukaan pasien serta suhu makanan
-    Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
-    Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan protain atau kehilangan protain

B.     Implementasi dan Evaluasi
1.      Implementasi
Pelaksanaan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun pada perencanaan. Prinsip-prinsip impelementasi dalam rencana keperwatan meliputi:
a.       Membina hubungan saling percaya dengan klien
b.      Memberikan O2 dengan menggunakan nasal
c.       Memonitor status oksigen pasien
d.      Mengkaji skala nyeri
e.       Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
f.       Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri
g.      Memonitor TTV
2.      Evaluasi
Adapun evaluasi dari tiap-tiap masalah yang ada sebagai berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Suhu tubuh dalam rentang normal 36-370C, keadaan, kulit dalam batas normal tidak mengalami turgor kulit yang jelek, nadi dan pernapasan dalam batas normal yaitu 80 x/menit dan pernapasan 18 x/menit.
b.      Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
1)      Pasien menyatakan nyeri
2)      Pasien nampak rileks, muka tenang
3)      Pasien dapat tidur/ istirahat dengan nyaman
c.       Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan     
1)      Kehilangan berat badan minimal
2)      Intake nutrisi adekuat
3)      Pasien dapat mwenghabiskan porsi makan yang disediakan.
4)      Mual muntah tidak ada
5)      TB dan BB seimbang
6)      Iritasi gastrointestinal berkurang



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.
Dengan kami membuat, meneliti atau menggunakan kasus bedah post operasi Tonsilitis akut pada Tugas Akhir kami. Kami serta anda semua dapat mengerti mengenai tanda, gejala, ciri-ciri fisik, contoh pasien, dan therapy atau pengobatnya.
Selama 2 hari kami mengkaji pasien dengan kasus post operasi tonsillitis akut kami   dapat menyimpulkan bahwa :
1.   Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.
2.   Ciri-ciri atau dengan tanda dan gejala :
a.   Demam
b.   Tidak enak badan, mual, muntah
c.   Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
3.   Dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat menyembuhkan tonsillitis.
B.     Saran
Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun, semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.





DAFTAR PUSTAKA
Adams, George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta
:EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.
Ed.8. Jakarta : EGC;
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu penyakit dalam. (Edisi kedua). Jilid II. Jakarta: Balai
penerbit FK-UI.
Wilkinson, Judith.2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.

0 komentar:

Posting Komentar