ASUHAN KEPERAWATAN
TONSILITIS
Disusun
Oleh Kelompok :
Susi Karmila ( SR152090020 )
Kelas 2 B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Dan terimakasih kepada dosen
pengampu kami yang telah memberikan bimbingan dalam
menyusun makalah ini serta membantu dan memberikan masukan untuk hasil yang
lebih baik dalam pengerjaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam pengetahuan kita tentang
Askep
Tonsilitis.
Kami
sadar masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah ini maka dari itu,
kami mohon maaf atas kekurangannya dan dimohon kritik serta saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan dari
makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.
Pontianak, November
2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar
Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan........................................................................................2
BAB
II TINJAUAN TONSILITIS....................................................................... 3
A. Definisi Tonsilitis........................................................................................ 3
B. Etiologi Tonsilitis........................................................................................ 4
C.
Pathway
Tonsilitis....................................................................................... 5
D.
Patofisiologi
Tonsilitis................................................................................. 5
E.
Manifestasi
Klinis Tonsilitis........................................................................ 5
F.
Klasifikasi
Tonsilitis.................................................................................... 6
G.
Penatalaksanaan pada Tonsilitis.................................................................. 7
H.
Pemeriksaan
Diagnostik pada Tonsilitis...................................................... 8
I.
Komplikasi
Tonsilitis................................................................................... 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS......................................... 10
A.
Konsep Asuhan Keperawatan Tonsilitis................................................... 10
B.
Implementasi dan
Evaluasi........................................................................ 12
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 14
A. Kesimpulan................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri
dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan
kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada
kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran
yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara
kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang
disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh melalui hidungatau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter atau
penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel
darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk
antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil sudah tidak dapat
menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis.
Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut,
tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Oleh karena itu
penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis,
prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien
tonsilitis beserta keluarganya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.
Apa Pengertian
dari tonsilitis ?
2.
Apa Etiologi
dari tonsilitis
?
3. Bagaimana pathway tonsilitis?
4.
Bagaimanakah
patofisiologis pada tonsilitis
?
5. Apa saja manifestasi klinis dari tonsilitis?
6. Apa saja klasifikasi dari tonsilitis?
7. Bagaimana pengkajian
penatalaksanaan dari tonsilitis ?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnosa dari tonsilitis?
9. Bagaimana komplikasi dari kolitis ulsertif ?
10. Apa saja rencana keperawatan dalam tonsilitis ?
9. Apa saja implementasi
dan evaluasi
dalam tonsilitis ?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah
didapat, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai :
1.
Definisi
tonsilitis
2.
Etiologi
tonsilitis
3. Pathway tonsilitis
4. Patofisiologi tonsilitis
5. Manifestasi klinis tonsilitis
6. Kalsifikasi tonsilitis
7. Penatalaksanaan
pada tonsilitis
8. Pemeriksaan diagnostik pada tonsilitis
9. Komplikasi tonsilitis
10. Konsep
asuhan keperawatan tonsilitis
11. Implementasi
dan evaluasi tonsilitis
BAB
II
TINJAUAN TONSILITIS
A. Definisi
Tonsilitis
Tonsil merupakan kumpulan besar
jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki keaktifan munologik (Ganong,
1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh
dengan cara menahan kuman, memasuki
tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak
jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri
kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh
bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel),
yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).
Tonsilitis
akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga
disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis
kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.
Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan
akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar
akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa,
bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M.
1993).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis
adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
kelompok A Streptococcus
beta hemolitik, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes na mun
disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis
biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada
tenggorokan.
Gambar 1. Tonsilitis
B. Etiologi
Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah
yang dibawah ini :
1.
Streptokokus Beta Hemolitikus
2.
Streptokokus Viridans
3.
Streptokokus Piogenes
4.
Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan
ludah (droplet infections).
Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis
supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup
A adalah :
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus
atau streptococcus viridens.
Menurut
Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.
1. Streptococcus
B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
Menurut Firman S (2006), penyebabnya
adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi
membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan
pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus,
sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
C. Pathway Tonsilitis
Gambar 2. Pathway Tonsilitis
D. Patofisiologi Tonsilitis
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri
dan virus masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan
terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat
menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan
dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada
tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam
tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan
kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a.
Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan
sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
b. Sistem Pulmoner
b. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya
pembengkakan pada tonsil dan faring, klien sering batuk.
c.
Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh
klien menurun, klien mudah terserang demam.
d.
Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri
keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
e.
Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran
kelenjar tiroid.
E. Manifestasi
Tonsilitis
Pasien
mengeluh ada penghalang di tenggorokan,
terasa kering dan pernafasan berbau, rasa sakit terus menerus pada
kerongkongan dan sakit waktu menelan. Pada
pemeriksaan, terdapat 2 macam gambaran tonsil yang mungkin tampak:
1.
Tampak pembesaran tonsil oleh karena
hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar,
kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh
eksudat yang purulen atau seperti keju.
2.
Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti
terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi
yang hiperemis, kripte yang melebar dan ditutupi
eksudat yang purulen.
Manifestasi
klinis menurut smeltzer (2001) adalah:
1.
Sistem Gastointestinal
a. Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
b. Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
c. Anoreksia : mual dan muntah
d. Mulut berbau
e. Bibir kering
f. Nafsu makan berkurang
2. Sistem Pernafasan
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
3. Sistem Imun
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
4. Sistem
Muskuloskeletal
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise
F. Klasifikasi Tonsilitis
1. Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut disebabkan oleh
streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus
pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis Falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis,
permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil
yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas
akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan
mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore
Throat)
Eksudat yang menutupi permukaan
tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah
diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsilitis yang berluang, faktor
predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan
radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.
G. Penatalaksanaan
pada Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
a.
penatalaksanaan medis
1)
pemberian antibiotik baik injeksi maupun oral seperti
cefotaxim,penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
2)
antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol,
ibuprofen.
3)
analgesik
4)
Pemberian cairan 2-2,5 liter/hari
5)
kompres dengan air hangat
6)
istirahat yang cukup
7)
pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
8)
kumur dengan air hangat
H. Pemeriksaan
Diagnostik pada Tonsilitis
a.
Test laboratorium
Test
laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh
pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam rematik,
glomerulunefritis dan demam jengkering.
b.
Pemeriksaan penunjang
Kultur dan
uji resistensi bila diperlukan
c.
Terapi
Dengan
menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik dan obat
kumur yang mengandung desinfektan.
I. Komplikasi
Tonsilitis
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis
yang paling banyak didapat. Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila
penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain
dapat berupa :
1. Abses
pertonsil
Terjadi diatas tonsil
dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari
setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A (
Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
2. Otitis
media akut
Infeksi dapat menyebar
ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan
otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga (
Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
3. Mastoiditis
akut
Ruptur spontan gendang
telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid ( Soepardi,
Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4. Laringitis
Merupakan proses peradangan
dari membran mukosa yang membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau
kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena
alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
5. Sinusitis
Merupakan suatu
penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari sinus paranasal.
Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dari dinding yang
terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
6. Rhinitis
Merupakan penyakit
inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx ( Reeves, Roux,
Lockhart, 2001 ).
BAB
III
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN TONSILITIS
A.
Asuhan
Keperawatan Tonsilitis
1.
Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. inspeksi
menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung, perdarahan.
b. inspeksi
mukosa hidung, warna kemerahan, pembengkakan atau ekstudat dan polip hidung,
yang mungkin terjadi dala rhinitis kronis
c. palpasi
sinus frontalis dan maksilaris, terhadap nyeri tekan yangmenunjukkan inflamasi.
d. inspeksi
tenggor, warna kemerahan, lesi
e. inspeksi
tonsil dan faring, warna kemerahan, asimetri, asanya drainase, ulserasi, atau
pembesaran
f. palpasi
trachea, apakah posisi pada garis tengah leher, apakah ada massa, deformitas
g. palpasi
nodus limfe leher, apakah terjadi pembesaran, nyeri tekan yang berkaitan.
3. Diagnosa Keperawatan
a.
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
b. Nyeri akut berhubungan dengan
pembengkakan jaringan tonsil
c.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Rencana Asuhan Keperawatan
NO.
|
Dx.
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
1.
|
Dx 1.
Hipertermi berhubungan dengan
proses penyakit
|
Setelah
di lakukan perawatan selama 3x 24 jam tidak ada masalah dalam suhu tubuh
sehingga suhu tubuh kembali normal atau turun
Kriteria
Hasil :
- Suhu
tubuh dalam rentang normal
- Tidak
ada pembengkakan pada dan kemerahan pada tonsil klien
- Kulit
tidak teraba panas
|
-
Pantau suhu minimal dua jam sekali
sesuai dengan kebutuhan
-
Pantau warna kulit dan suhu
-
Anjurkan asupan cairan oral,
sedikitnya 2 liter sehari
-
Gunakan waslap dingin (atau
kantong es yan di balut dengan kain) di aksila, kening tengkuk, dan lipat
paha
-
Ajarkan pasien/ keluarga dalam
mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia (misalnya
: sangat panas, dan keletihan akibat panas
-
Berikan obat antipiretik, jika
perlu gunakan matras dingin
-
Dan mandi air hangat untuk
mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu
|
2.
|
Dx 2.
Nyeri akut berhubungan dengan
pembengkakan jaringan tonsil
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri selama 1x 24 jam diharapkan
tidak ada masalah nyeri dengan skala 5 sehingga nyeri dapat hilang atau
berkurang.
Kriteria hasil :
-
klien mengatakan tidak sakit saat
menelan makanan
-
Klien tidak nyeri tenggorokan
-
Nyeri berkurang atau hilang
-
Tonsil sudah tidak bengkak
|
- Minta
pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0-10
- Hadir di
deket pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk
membantu relaksasi
- Intruksikan
pasien untuk menginformasikann kepada perwat jika peredaan nyeri tidak dapat
tercapai
- Laporkan
kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini
merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
|
3.
|
Dx.3
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan 5x24 jam kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
-
Porsi makan klien dapat di
habiskan
-
Klien tidak menolak lagi pada saat
di berikan makan
-
Kembalinya nafsu makan klien
|
- Pantau nilai laboraturium, khususnya transferin, albumin
dan elektrolit
- Buat perencanaan makan dengan pasien yang masik dalam
jadwal makan, lingkungan makan, kesukaaan dan ketidaksukaan pasien serta suhu
makanan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi
dan tidak mahal
- Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan protain atau kehilangan
protain
|
B. Implementasi dan Evaluasi
1.
Implementasi
Pelaksanaan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun pada
perencanaan. Prinsip-prinsip impelementasi dalam rencana keperwatan meliputi:
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memberikan O2 dengan menggunakan nasal
c. Memonitor status oksigen pasien
d. Mengkaji skala nyeri
e. Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
f. Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri
g. Memonitor TTV
2. Evaluasi
Adapun evaluasi dari
tiap-tiap masalah yang ada sebagai
berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Suhu tubuh dalam
rentang normal 36-370C, keadaan, kulit dalam batas normal tidak mengalami
turgor kulit yang jelek, nadi dan pernapasan dalam batas normal yaitu 80
x/menit dan pernapasan 18 x/menit.
b. Nyeri akut berhubungan dengan
pembengkakan jaringan tonsil
1) Pasien
menyatakan nyeri
2) Pasien
nampak rileks, muka tenang
3) Pasien dapat
tidur/ istirahat dengan nyaman
c.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Kehilangan berat badan minimal
2) Intake nutrisi adekuat
3) Pasien dapat mwenghabiskan porsi makan yang disediakan.
4) Mual muntah tidak ada
5) TB dan BB seimbang
6) Iritasi gastrointestinal berkurang
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan
sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam
menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir dapat dicegah bila
seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.
Dengan kami membuat, meneliti atau
menggunakan kasus bedah post operasi Tonsilitis akut pada Tugas Akhir kami. Kami
serta anda semua dapat mengerti mengenai tanda, gejala, ciri-ciri fisik, contoh
pasien, dan therapy atau pengobatnya.
Selama 2 hari kami mengkaji pasien
dengan kasus post operasi tonsillitis akut kami dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Tonsilitis
adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streepfokus bila
hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh
infeksi virus.
2. Ciri-ciri
atau dengan tanda dan gejala :
a. Demam
b. Tidak
enak badan, mual, muntah
c. Tonsil
membesar dengan permukaan tidak rata
3. Dengan
pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat menyembuhkan
tonsillitis.
B. Saran
Diharapkan untuk masyarakat lebih
memperhatikan kesehatan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam
keluarga.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami
sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun, semoga
apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Adams,
George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit
THT.Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Efiaty Arsyad Soepardi
& Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
R. Sjamsuhidajat
&Wim de jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta
:EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica
Ester, dkk.
Ed.8. Jakarta : EGC;
Soeparman,
dkk. 1990. Ilmu penyakit dalam.
(Edisi kedua). Jilid II. Jakarta: Balai
penerbit FK-UI.
Wilkinson,
Judith.2000.Buku Saku Diagnosis
Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi
7.Jakarta:EGC.
0 komentar:
Posting Komentar