Senin, 21 November 2016

Kegiatan Pusaka 1, Himafis Fmipa Untan


Pelatihan Untuk Saintis Fisika (PUSAKA) merupakan suatu bentuk pengkaderan dari bidang Kaderisasi Himafis Fmipa Untan untuk mahasiswa baru jurusan fisika yang terdiri dari program studi fisika dan program studi geofisika. Pusaka dahulunya bernama Trafic namun pada tahun 2012 namanya berubah menjadi Pusaka.
Tujuan pusaka :
1. Meningkatkan mutu akademik mahasiswa baru jurusan Fisika. Dengan demikian akan terwujudnya keluarga mahasiswa jurusan Fisika yang madani sesuai dengan visi dan misi Himafis serta membentuk mahasiswa baru  yang siap beradaptasi dengan lingkungan kampus serta beradaptasi terhadap proses perkuliahan yang akan dijalan kan.
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa baru mengenai dunia perkuliahan,serta melatih mahasiswa baru agar menjadi pribadi yang mandiri.
3. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman organisasi serta keprofesian kepada peserta sehingga mereka tertarik untuk berperan aktif dalam mengikuti setiap kegiatan.
4. Menciptakan suasana kekeluargaan antar satu angkatan mahasiswa baru dan mahasiswa Jurusan Fisika lainnya.

Jumlah peserta pada kegiatan pusaka 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 19 November 2016 di Gedung Baru Fmipa dan Museum Kalbar berjumlah 89 orang. Dan jumlah panitia Pusaka 2016 yaitu 60 orang yang diketuai Hendri (geofisika 2014).
Pada saat pembukaan dihadiri oleh Ketua Lembaga KM Fmipa Untan dan Ketua Jurusan Fisika Fmipa Untan. Pada saat kegiatan pembukaan Kajur Fisika Pak Muliadi M.Si menyatakan "Menjadi mahasiswa harus memahami arti penting dalam pengkaderan, kunci sukses menjadi mahasiswa ada 3 yaitu mahasiswa yang tekun dalam perkuliahan, mahasiswa yang aktif diorganisasi dan mahasiswa yang aktif dikeduanya". Beliau juga menambahkan "kegiatan pusaka wajib bagi mahasiswa baru jurusan fisika, sebab pada saat setelah kuliah selain ijazah nanti juga akan diserta surat pendamping organisasi".

Selain dari ketua jurusan fisika, Muhammad Arief selaku Ketua Umum Himafis 2016/2017 menyatakan "pada kegiatan pusaka, mahasiswa baru akan diberikan beberapa materi yang bermanfaat saat kegiatan yang fungsinya selain untuk dunia perkuliahan juga berfungsi untuk sehari-hari". Serta ada tambahan dari Ketua Pusaka 2016 yaitu Hendri menyatakan "pusaka jangan dianggap pengkaderan yang menyeramkan, lakukanlah semue kegiatan dengan rasa senang tetap semangat untuk menjadi kader terbaik untuk Himafis dan Fmipa".

Simbolis pembukaan Pusaka 2016 disertai dengan pelepasan balon dan dilakukan papermove oleh Mahasiswa baru 2016. Setelah itu para peserta diarahkan ke museum daerah kalbar, untuk mengikuti kegiatan berikutnya yaitu materi public speaking yang disampaikan oleh Nircho Dwi Anggoro dan setelah materi diadakan kegiatan simulasi public speaking. Simulasi ini dengan cara peserta persentasi apa-apa yang dilihat saat keliling museum dan melihat proses pembuatan barang berdasarkan prinsip fisika.
Salah satu mahasiswa baru mengatakan "public speaking sangat berguna bagi kami, karena dengan public speaking kami dapat belajar untuk tidak malu berbicara didepan umum".

Kamis, 17 November 2016

Public Speaking

Apakah Itu Public Speaking ?


public-speaking
Public speaking adalah suatu bentuk komunikasi kepada sekelompok orang didepan umum (biasanya dalam bentuk ceramah atau pidato) yang bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi atau menghibur. Public Speaking merupakan rumpun keluarga Ilmu Komunikasi dimana mencakup kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan perlu menggunakan strategi, teknik yang tepat. Berdebat, menyampaikan pidato, memimpin rapat,  Me-moderatori atau memandu sebuah acara, memandu sessi doa, melakukan debat dalam diskusi, memimpin sessi presentasi atau diskusi, menjadi presenter tv, mengajar dan lain sebagainya. Secara sederhana public speaking merupakan tata cara melakukan bicara di depan umum, secara runtut dan terencana, dengan tujuan tertentu.
Public speaking dapat digunakan untuk berbagai tujuan komunikasi, diantaranya membujuk (persuade), memberikan informasi (inform), dan bahkan sampai bisa dipergunakan untuk memberikan hiburan (to entertained).
Dalam public speaking, pendengar (audience) lebih sering memperhatikan kepada ekspresi dan bahasa tubuh (55%), baru kemudian tekanan suara atau teknik vocal (38%), dibandingkan dengan apa yang anda ucapkan atau verbal yang hanya mencapai 7%. Ini menunjukkan pentingnya bagaimana cara seorang public speaker dalam menyampaikan, meskipun materi yang akan disampaikan juga sebenarnya tidak kalah pentingnya.
Karenanya, public speaking sebaiknya disampaikan dalam kalimat dan pesan yang terstruktur yang disampaikan dengan metode yang sistematis agar memudahkan para pendengar dalam memahami materi yang disampaikan oleh public speaker. Public speaking pun hendaknya disampaikan dalam bahasa formal yang jelas, Berbicara untuk pergaulan jelas berbeda dari berbicara untuk karir, profesi dan bisnis. Berbicara formal jelas berbeda dengan bicara pergaulan sehari-hari. Bahasa formal lebih merupakan bahasa karir, bahasa bisnis, bahasa profesi, bahasa resmi. dan mencerminkan keseriusan serta pentingnya pencapaian tujuan. Public speaking pun harus dilakukan dengan performance yang baik, serta volume suara yang jelas.
Itulah sebab utama, mengapa banyak sekali orang mengalami rasa gugup dan takut saat harus berbicara di depan orang banyak. Saat harus melakukan public speaking. Rasa gugup dan takut, yang muncul karena tidak terbiasa dan tidak pernah secara sengaja memahami dan mempelajari fenomena public speaking.
Kenapa banyak orang yang takut menjadi public speakers, atau berbicara didepan umum? Pertama, adalah karena tidak familiar dengan suatu keadaan, atau pun dengan para pendengar yang akan dihadapi oleh public speaker. Ini dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri. Perasaan kurang percaya diri pun dapat terjadi akibat merasa ada orang lain di antara para pendengar yang memiliki pemahaman yang lebih baik daripada si public speakers. Selain itu, banyak orang yang takut berbicara didepan public, adalah karena perasaan keterasingan, karena menjadi pusat perhatian sendiri ditengah-tengah banyaknya orang. Kurang percaya diri pun dapat ditimbulkan karena adanya self conscious karena sadar punya banyak kekurangan. Pada akhirnya ketakutan yang sering kali muncul, adalah ketakutan terlihat sebagai orang bodoh, atau sebagai pembicara yang payah.
Ketakutan menjadi public speaking pada akhirnya menciptakan perasaan gugup yang dengan mudah dapat dilihat oleh para pendengar. Untuk menghilangkan perasaan gugup, seorang public speakers perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Cara yang paling sederhana adalah mengambil nafas dalam-dalam dan melemaskan tubuh, hingga kepada mlakukan relaksasi suara. Sebelum tampil didepan publik, ada baiknya bagi seorang public speakers untuk melakukan persiapan secara fisik, mental dan juga materi yang akan disampaikan. Persiapan secara maksimal sebelumnya akan memberikan kepercayaan diri. Satu hal lainnya yang juga perlu untuk dihindari adalah rasa kepercayaan diri yang berlebihan karena dapat menjadi kontra produktif dengan tujuan yang akan dicapai melalui public speaking.
Kemampuan seseorang dalam melakukan public speaking dapat ditingkatkan melalui latihan didepan orang banyak. Secara paralel, seorang public speaker pun perlu meningkatkan skill public speakingnya, dengan membangun pemahaman dan keterampilan public speaking dan terus memperbaiki teknik berbicara, meliputi persiapan dan penyampaian

Jumat, 11 November 2016

ESSAY Tentang FISIKA

Ada sebuah pertanyaan besar di negeri kita ini yang sampai sekarang masih selalu muncul dan terdengar di telinga setiap orang. Benarkah Indonesia mengalami krisis energi? Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam (energi), sehingga masyarakat sesungguhnya tidak perlu “bekerja keras” dalam mengeksplorasi sumber daya alam tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Central Study 164, Abdul Ghopur,  mengatakan bahwa Indonesia mengalami krisis energi  karena kekayaan alamnya tidak dikelola dengan bijak, berkeadilan dan terpadu. Kebijakan energi nasional dikelola tanpa arah, antara satu sektor kebijakan dengan sektor lainnya seolah tidak ada keterkaitan, menyebabkan kekayaan  alam ini menjadi kutukan sumber daya alam (Resources Curse).
Belum adanya payung hukum (undang-undang induk energi) yang bisa mengatur kebijakan pengelolaan energi nasional secara komprehensif sehingga tidak semua masyarakat bisa mengeksplorasi  secara langsung sumber-sumber energi. Hanya kelompok tertentu saja yang secara mudah bahkan tanpa proses birokrasi yang rumit dapat mengeksplorasi sumber-sumber energi dan dieksploitasinya demi keuntungan pribadi. Energi bagi sebagian elit pengusaha dan pemerintah dipandang hanya sebatas angka-angka dan barang dagangan yang memberikan keuntungan lebih. Sedangkan bagi rakyat awam/ miskin energi merupakan sumber penghidupan utama yang wajib dipenuhi.
UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah meliberalisasi seluruh kegiatan usaha migas. Mulai dari sektor hulu hingga hilir membuat banyak perusahaan asing menanamkan modalnya di Indonesia dalam jumlah yang besar. Hampir 90% produksi minyak bumi di Indonesia dikuasai korporasi asing, yakni Total, Exxon Mobil, Vico, ConocoPhillips, BP, Petrochina, Chevron, dan korporasi lainnya.
Kesalahan pandangan pemerintah tentang kepemilikan liberal menyebabkan negara ini kian terpuruk dengan kebijakan-kebijakannya yang pro swasta/ asing. Pemerintah memahami bahwa kekayaan alam Indonesia tidak terkecuali migas adalah komoditas yang bisa dimiliki oleh siapa pun yang mampu (memiliki modal) untuk mengelolanya. Padahal, kekayaan yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah milik rakyat.
Disamping pengelolaan yang kurang tepat, pemerintah dinilai telah lalai dalam menghadapi kebijakan energi nasional, sehingga menyebabkan krisis energi di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Amanat Nasional Catur Sapto Edy kepada wartawan dalam jumpa pers di Gedung MPR-DPR Senayan, Jakarta. Jika memang tidak lalai, pemerintah seharusnya telah membentuk dewan energi nasional yang akan mengurus seluruh kebijakan energi, tentunya dengan payung hukum UU energi. Sehingga pemerintah tidak perlu repot memikirkan harga minyak mentah di pasar dunia yang terus melambung.”DPR sudah mengesahkan UU energi pada 2007. Seharusnya dalam waktu enam bulan pemerintah telah membentuk dewan energi, tapi nyatanya sampai saat ini belum ada.”
Berangkat dari pemikiran tersebut di atas, maka perlu dicarikan solusi konkret untuk menangani persoalan-persoalan tersebut. Sebab, krisis energi masih merupakan persoalan mendasar bangsa ini. Model pengelolaan energi tidak bisa lagi serampangan dan ngawur seperti saat ini.
Pemerintah harus benar-benar memprioritaskan pengelolaan energi nasional khususnya bagi rakyat kecil. Pemerintah harus berani menegosiasikan ulang kontrak-kontrak migas terhadap kepentingan pemodal asing yang didukung oleh negara-negara Kapitalis yang merugikan bangsa ini. Politik energi nasional saat ini harus dikendalikan oleh pemerintah Indonesia secara penuh dan berdaulat atau bahkan dengan kepemimpinan yang berani  mengadakan suatu “Nasionalisasi Industri” di negeri Indonesia ini. Sehingga industri asing yang menguasai sumber-sumber energi diambil alih seluruhnya oleh negara, seperti yang dilakukan oleh negara Bolivia, Columbia, dll. Negara diharuskan mengelola kekayaan alam negeri ini sebaik-baiknya dan 100% hasilnya dikembalikan kepada rakyat. Bila negara belum mampu secara mandiri mengelolanya maka negara boleh menyewa tenaga asing. Namun, kontrak yang ada bukanlah Production Sharing Contract seperti saat ini, namun tenaga ahli di sini adalah sebagai pekerja. Mereka tidak mendapatkan hasil pengelolaan (migas dan barang tambang lain). Namun, digaji oleh pemerintah atas pekerjaanya. Jadi, 100% hasil pengelolaan SDA dikembalikan kepada masyarakat. Mekanisme kepemilikan yang benar ini tidak ada dalam paradigma kapitalis yang digunakan oleh pemerintah sekarang ini.
Sedangkan selama ini pemerintah begitu gegabah dan ugal-ugalan mengelola permasalahan energi. Sumber daya alam dikelola secara zig-zag. Sumber dan hasil energi seenaknya dijual pemerintah untuk penyediaan energi dunia. Sementara kondisi penyediaan energi di dalam negeri belum mampu diberikan secara lebih baik. Kebijakan terus bergulir, politik tetap menari liar, sementara rakyat miskin masih tak pernah merasakan nikmatnya kekayaan alam negerinya. Arah yang tidak jelas dalam perjalanan politik energi negeri ini telah menyisakan krisis energi di masa kini dan mendatang.
Dalam penyelesaian krisis energi di negeri ini diperlukan suatu konsep keterlibatan dan penyelamatan. Konsep ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam pilar yang terlibat yaitu: 1) Pilar pemerintah negara Indonesia; 2) pilar industri; 3) pilar warga negara dengan menitikberatkan kepada mahasiswa. Meskipun belum dinyatakan secara eksplisit keterlibatan peran dan tanggung jawab dari ketiga pihak tersebut, ketiga pihak ini yang selama ini berperan besar terhadap krisis energi yang terjadi. Oleh karena itu, harus diciptakan sebuah mekanisme yang dapat menjamin lancarnya kerjasama antar pihak untuk menyelamatkan dunia dari ancaman krisis energi.
Masalah krisis energi tidak dapat diselesaikan, jika masing-masing pihak mencoba mencari jalan keluarnya sendiri-sendiri. Contoh yang paling mudah adalah  warga negara tidak akan bersedia menjalankan perilaku hemat energi, jika pemerintahnya tidak membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Pilar yang pertama adalah pemerintah negara Indonesia. Keputusan yang sudah disepakati pada tataran politik global, akan menjadi sia-sia jika tidak ditindaklanjuti dengan usaha pemerintah untuk menjalankan keputusan. Pemerintah Indonesia sendiri sudah pernah membuat mekanisme yang mengatur mengenai penghematan energi. PLN pernah membuat kebijakan insentif untuk pelanggan yang mampu menurunkan konsumsi listrik. Namun, hal ini tidak terlalu berjalan dengan mulus. Pemerintah masih harus terus mencari dan merumuskan kebijakan yang membawa dampak nyata terhadap pengurangan akan energi di masing-masing daerahnya.
Dunia industri adalah pilar yang kedua. Pihak yang satu ini sering dituding sebagai penyebab utama timbulnya masalah pemborosan dan krisis energi dunia. Keinginan alamiah manusia untuk mencapai kesejahteraan, membuat industri saling berlomba (liberalisme) untuk meningkatkan produksinya, yang secara langsung berkorelasi dengan pemakaian energi. Namun, sangat tidak pantas jika kita hanya menyalahkan industri akan borosnya pemakaian energi. Industri-industri tersebut tidak akan dapat berjalan jika tidak ada peraturan dan kebijakan yang mendukugnya. Artinya, secara tidak langsung, pemerintah sebagai pembuat kebijakan juga turut berperan dalam pemborosan energi oleh pihak industri.
Disinilah mulai terasa perlunya sinergi perencanaan antara berbagai pihak. Pemerintah harus mampu untuk membuat kebijakan yang mendukung industri untuk berkembang, sehingga kesejahteraan rakyatnya dapat terjamin. Industri pasti juga berorientasi terhadap pengembangan terus-menerus, karena sudah begitulah kodrat dari kaum kapitalis. Diperlukan kerendahan dan kerelaan hati yang sangat tinggi dan mendalam dari kedua belah pihak, industri dan pemerintah untuk duduk bersama mencari jalan yang terbaik. Kesejahteraan harus dicapai, tetapi tanpa mengakibatkan ancaman masa depan yang akan terjadi. Kebijakan-kebijakan seperti insentif pajak untuk industri yang mampu menurunkan emisi GRK, atau kebijakan ekstrim seperti pewajiban industri otomotif untuk memproduksi mobil hibrid dalam jumlah tertentu, merupakan beberapa contoh yang dapat diterapkan untuk menciptakan sinergi.
Pilar terakhir dalam usaha untuk menangani masalah energi dunia ini adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan pilar terpenting untuk menangani masalah ini karena mahasiswa merupakan pihak yang dapat terjun secara langsung ke masyarakat dan mengidentifikasi setiap masalah yang ada serta mencari solusi yang tepat. Namun sabagai pemakai energi juga, mahasiswa perlu memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kepedulian terhadap krisis energi yang mungkin terjadi ini. Pada negara maju, dengan tingkat pendidikan yang baik, kepedulian tersebut mudah ditemukan pada setiap diri mahasiswa.
Keberadaan dan peran mahasiswa tidak dapat dipandang sebelah mata. Secara garis besar mahasiswa memiliki 4 tugas utama, yaitu; iron stock, agent of change, moral force, dan guardian of value.
Fungsi mahasiswa sebagai iron stock adalah untuk menggantikan generasi lama yang pensiun di masa yang akan datang. Mahasiswa harus bisa menggantikan posisi mereka, sebagai orang yang memiliki kelebihan di suatu disiplin ilmu tertentu agar bisa memajukan bangsa ini dengan disiplin ilmu yang digelutinya sekarang. Karena sesungguhnya mahasiswa merupakan cikal bakal pemegang pucuk kepemimpinan atau pemegang tongkat estafet kepemimpinan yang baik untuk negari ini. Oleh sebab itu mahasiswa harus bisa mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sesuai dengan core competence yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Fungsi sebagai agent of change adalah untuk membawa sebuah perubahan. Merubah keadaan yang menyedihkan ini menjadi keadaan yang jaya dan sejahtera. Merubah posisi keterpurukan bangsa ini menjadi posisi kejayaan yang tinggi. Mahasiswa haruslah seorang aktivis pergerakan yang tidak hanya berkoar menyuarakan suatu gagasan, tetapi juga sebagai eksekutor dilaksanakanya suatu kegiatan yang bermanfaat, seperti bakti sosial, seminar, desa binaan, dan lain sebagainya khususnya dalam penanganan krisis energi di Indonesia ini.
Krisis energi yang sedang melanda bangsa ini dapat dihentikan dengan adanya perubahan karakter bangsa. Dan solusi yang harus diterapkan oleh para mahasiswa adalah menumbuhkan karakter yang baik agar kelak ketika menjadi pemimpin bangsa, bisa menjadi pemimpin yang baik, karena energi adalah hal yang sangat sakral, sehingga harus dipantau benar kebermanfaatanya. Secara naruliah, mungkin ini adalah hal yang abstrak, tetapi semua itu tidak bisa didapat dalam waktu yang singkat, butuh waktu yang cukup lama untuk merubah kebiasaan yang buruk menjadi kebiasaan yang baik.
Mahasiswa merupakan manusia yang berpendidikan. Dia bukanlah siswa biasa. Dari segi namanya saja sudah diimbuhkan dengan maha. Kita ketahui bersama bahwa maha berarti yang di atas segalanya dan tidak ada yang menandingi. Berarti mahasiswa memiliki kewajiban lain selain sebagai pencari ilmu. Dalam tataran kemasyarakatan mahasiswa berada dalam tataran menengah. Mahasiswa berkewajiban untuk memedulikan apa yang ada di bawahnya dan juga yang ada di atasnya. Mahasiswa harus peduli dengan permasalahan bangsa.
Mahasiswa berperan sebagai moral force, dalam hal ini bila telah terjadi sebuah penyelewengan yang merugikan masyarakat, maka mahasiswa harus melawan penyelewengan tersebut dengan kekuatan moral. Sebagai contoh memberikan tekanan dengan idealisme yang dimiliki.
Mahasiswa berperan sebagai guardian value, mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai kebaikan khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang sudah ada agar tidak termakan habis oleh penyelewengan-penyelewengan nilai. Kenyataannya pengelolaan oleh lembaga pemerintah kita ini dilaksanakan secara tidak adil dan penuh dengan penyelewengan.  Sudah sepantasnya dengan melihat fakta seperti ini mahasiswa harus membuat nilai ini tetap terjaga sehingga keadilan tetap berdiri tegak.
Peran-peran individu tersebut akan lebih kuat bila ditampung dalam sebuah pergerakan mahasiswa. Pergerakan mahasiswa adalah kegiatan yang dikerjakan oleh sekelompok mahasiswa demi tercapainya cita-cita bersama. Pergerakan ini tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua orang saja. Pergerakan ini memerlukan keefektifan agar sebuah perubahan dapat dilakukan dengan segera, agar permasalahan ini terpecahkan dengan segera. Maka pergerakan ini membutuhkan massa yang banyak dan berkualitas. Namun tidak hanya dengan massa yang banyak melainkan kulitas yang tinggi.
Pergerakan mahasiswa dapat berupa banyak hal. Bisa berupa aksi turun ke jalan (demonstrasi) untuk mengingatkan pemerintah terkait dengan kemaslahatan rakyat Indonesia. Pergerakan mahasiswa tidak selalu aksi turun ke jalan. Akan tetapi, pergerakan mahasiswa dapat juga berupa aksi sosial. Akan tetapi, pergerakan mahasiswa sampai saat ini kurang maksimal. Pergerakan mahasiswa terasa semakin kurang, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini perlu segera dibenahi karena bila pergerakan mahasiswa mati maka kehancuran Indonesia tinggal menunggu waktu.
Urgensi membangkitkan pergerakan mahasiswa yang mulai meredup sama pentingnya dengan membangkitkan bangsa ini dari keterpurukannya. Problematika yang sedang dihadapi dalam sebuah pergerakan mahasiswa disebabkan oleh banyak hal. Alasan yang paling utama adalah karena sistem akademis yang diterapkan cukup memberatkan para aktivis dan sedikit demi sedikit mengebiri potensi gerakan mahasiswa. Penyakit hedonisme yang sedang melanda sebagian mahasiswa menjadikan mereka kurang berminat dengan pergerakan mahasiswa bahkan bersifat apatis terhadap pergerakan mahasiswa. Karena biaya perkuliahan yang cukup mahal menjadikan sebagian mahasiswa hanya terfokus pada hal akademis saja. Namun jika dilihat dari sisi positifnya,  dari akademis juga mahasiswa dapat berperan untuk memberantas krisis energi ini. Dengan ilmu yang didapat tersebut mahasiswa dapat berkreasi menciptakan alat penghemat energi atau bahkan merekayasa kehidupan yang selama ini sangat bergantung pada satu sumber energi dengan mencari jalan keluar dengan penemuan energi alternatif lain.
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat Indonesia maka ia memiliki kewajiban untuk membangun Indonesia. Seharusnya dengan keilmuan yang ia miliki mahasiswa mampu membangun daerahnya masing-masing. Namun tidak dapat disangkal, kebanyakan mahasiswa masih takut untuk menyuarakan suara mereka karena tidak adanya dukungan dari masyarakat. Masyarakat banyak menilai bahwa pergerakan mahasiswa sangatlah negatif. Tindakan anarkis sering menghantui masyarakat. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali suatu tindakan untuk menghapus image negatif di mata masyarakat tentang pergerakan mahasiswa. Sehingga disadari mahasiswa tidak dapat bertindak sendiri jika masyarakat tidak mendukung.
Dengan melihat kenyataan itu,  sepantasnya masing-masing pilar saling bekerjasama dan menyadari perannya masing-masing. Ancaman terhadap krisis energi ini sudah sedemikian besar, sehingga masing-masing pihak seharusnya merasa malu, jika masih mengedepankan kepentingan pribadi, tanpa mempedulikan ancaman besar terhadap umat manusia. Kita harus memulai untuk bangkit dan sadar. Jika tataran politik global masih mengagendakan kepentingan dan ambisi politik dari negara-negara besar. Jika pemerintah hanya membuat kebijakan untuk kelanggengan jabatan politisnya. Jika industri hanya mengejar keuntungan belaka. Dan jika warga negara belum menyadari peran pentingnya, siap-siap saja umat manusia menghadapi bencana krisis energi yang sungguh-sungguh memberikan ancamannya yang luar biasa mengerikan.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, krisis energi di Indonesia ini memang benar-benar terjadi. Di mulai dengan pengelolaan yang kurang baik sehingga dikuasainya sumber-sumber energi oleh korporasi asing,  serta masyarakat yang tidak melakukan penghematan energi. Namun tidak semua masalah ini merupakan tanggungjawab pemerintah sepenuhnya, ketiga pilar harus saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mahasiswa merupakan ujung tombak Negara untuk memberantas krisis energi ini, karena mahasiswa memiliki fungsi sebagai iron stock , agent of change,  moral force, serta guardian value. Sehingga tindakan atau langkah nyata mahasiswa dalam berbagai hal sesungguhnya sangat dinantikan dalam menangani krisis energi di negeri tercinta ini.

Penulis : Yudi Guntara

REFERENSI:
Muhammad Malikul Adil.(2010). Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Krisis Energi. Muhammadmalikuladil.blogger.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2010.
Abdul Ghopur.(2010). Indonesia dan Krisis Energi. http://m.detik.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2010.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press.
https://yudiguntara.wordpress.com/category/essay/

Kronologi Alam Semesta Dari Kacamata Sains

Penemuan radiasi latar belakang kosmik dalam bentuk gelombang mikro (Cosmic Microwave Background atau CMB) merupakan salah satu penemuan terpenting abad ini. Betapa tidak, penemuan ini telah mengubah pandangan modern manusia tentang alam semesta yang dihuninya. Meski fenomena pengembangan alam semesta telah lebih dulu diungkap oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, penemuan CMB memperkuat dukungan pada teori Big Bang, suatu teori penciptaan alam semesta melalui ledakan maha dahsyat dari titik berukuran nol dengan kerapatan serta suhu tak berhingga tingginya. Ledakan ini telah menciptakan suatu kesetimbangan termal benda hitam (black body) di masa lampau yang fosilnya ternyata masih dapat teramati  saat ini.

Benda hitam merupakan suatu idealisasi sistem tertutup yang memiliki kesetimbangan termal dengan distribusi intensitas radiasi berbentuk unik dan universal serta hanya bergantung pada temperatur sistem. Benda hitam sempurna tidak pernah eksis di permukaan bumi, namun karena diperkirakan hanya ada satu alam semesta (paling tidak yang berhasil diamati), maka alam semesta yang kita huni ini logis dianggap sebagai benda hitam sempurna.

Adalah Arno Penzias dan Robert Wilson yang telah berjasa menemukan CMB pertamakali pada tahun 1964 dalam bentuk derau (noise) radio yang pada saat itu sangat membingungkan mereka. Kedua ilmuwan tersebut bekerja di laboratorium Bell di New Jersey dengan sebuah teleskop radio ultrasensitif (dipandang saat itu) yang dirancang untuk menerima sinyal dari satelit. Teleskop tersebut menangkap derau yang berasal jauh dari luar angkasa dan, yang paling membingungkan kedua ilmuwan, sinyal tersebut tidak bergantung pada arah fokus teleskop serta tidak bergantung pada waktu pengamatan. Pengukuran yang mereka lakukan mengantar pada kesimpulan bahwa derau tersebut adalah radiasi gelombang mikro dengan panjang gelombang 7 centimeter yang sebenarnya (saat ini) dapat ditangkap oleh televisi biasa jika ditala pada kanal kosong. Untuk penemuan yang sangat menghebohkan ini Penzias dan Wilson dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 1978.

Dari sifat isotropiknya wajar jika diyakini bahwa radiasi CMB berasal dari tempat yang sangat jauh di jagad raya. Namun bagaimana para ilmuwan dapat yakin bahwa radiasi ini merupakan fosil dari ledakan maha dahsyat di masa lampau saat alam semesta tercipta?

Lebih dari duapuluh tahun sebelum penemuan CMB, George Gamow, seorang profesor fisika pada George Washington University di Washington D.C., bersama dengan mahasiswanya mengusulkan teori penciptaan alam semesta melalui ledakan yang sangat dahsyat yang mereka sebut sebagai teori Big Bang. Dua orang mahasiswanya, Ralph Alpher dan Robert Herman, pada tahun 1949 kemudian memperkirakan bahwa temperatur rata-rata alam semesta saat ini sebagai konsekuensi dari ledakan besar di masa lalu serta berkembangnya alam semesta pada kisaran 5 derajat Kelvin (minus 268 derajat Celsius). Sayangnya mereka tidak sempat mengusulkan eksperimen dengan menggunakan teleskop radio, meski pada tahun 1963 dua ilmuwan Rusia sempat menanyakan penemuan Ed Ohm yang melaporkan pengukuran derau statik pada tingkat 3 Kelvin. Ohm sendiri tidak mampu memisahkan derau tadi dengan derau yang berasal dari peralatannya.

Lalu bagaimana hubungan antara derau statik gelombang mikro dengan temperatur alam semesta? Inilah kisah sukses fisika selain mekanika kuantum dan mekanika relativistik. Di dalam termodinamika, salah satu cabang fisika yang banyak membahas hubungan antara temperatur dan sifat suatu zat, dikenal hukum Wien yang menyatakan bahwa untuk distribusi radiasi benda hitam perkalian antara panjang gelombang radiasi berintensitas maksimum dengan temperaturnya ekivalen dengan bilangan 0,3. Pengukuran yang dilakukan oleh Penzias dan Wilson tidak persis tepat pada puncak distribusi, namun karena kegigihan dan keyakinan para ilmuwan, pengukuran-pengukuran yang dilakukan selama lebih dari dua dekade, hingga tahun 1991 dengan menggunakan satelit COBE, berhasil mengkonfirmasi distribusi radiasi benda hitam dari CMB dengan akurasi yang sangat mengesankan (lihat gambar 2). Dari distribusi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa temperatur alam semesta saat ini, lebih dari 10 milyar tahun setelah Big Bang, adalah 2,726 Kelvin.




Gambar 1. Galaksi Andromeda yang merupakan tetangga terdekat galaksi kita, meskipun demikian jarak galaksi ini lebih dari dua juta tahun cahaya dari bumi. Jadi, gambar ini memperlihatkan keadaan galaksi Andromeda lebih dari dua juta tahun yang lalu, jauh sebelum peradaban manusia (yang dikenal) lahir. Galaksi ini pertamakali diamati oleh astronom muslim Persia Abdul Rahman Al-Sufi pada tahun 964 dan dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul Kitab al-Kawatib al-Thabit al-Musawwar. Di kalangan kaum orientalis buku ini kemudian lebih dikenal dengan nama The Book of Fixed Stars. Diperkirakan, ada sekitar 10 milyar galaksi yang dapat diamati manusia dari permukaan bumi. Gambar diambil dari Astronomy Picture of the Day, http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod.


Gambar 2. Distribusi intensitas radiasi benda hitam dari radiasi CMB (Cosmic Microwave Background) yang berhasil dikonfirmasi secara akurat oleh pengamatan (eksperimen). Garis merah merupakan perhitungan teori untuk temperatur alam semesta rata-rata ekivalen dengan 2,726 Kelvin. Data-data eksperimen diambil dari berbagai sumber. Gambar diambil dari Particle Data Book 2000.

Kronologi Alam Semesta

Distribusi radiasi CMB meyakinkan ilmuwan bahwa jauh di masa lampau telah terjadi kesetimbangan termal di alam semesta. Karena alam semesta terus berkembang hingga kini, masuk akal jika temperatur saat itu diperkirakan sangat tinggi. Para ilmuwan menggunakan hukum-hukum fisika untuk memperkirakan sifat-sifat alam semesta di awal terciptanya, bahkan ekstrapolasi dapat dilakukan hingga mendekati Big Bang. Meski demikian, karena temperatur saat ledakan (pada usia 0 detik) sangat tinggi, menuju nilai tak berhingga, hukum-hukum fisika tidak lagi valid di sini. Dalam matematika keadaan seperti ini dinamakan keadaan singular. Karena matematika tidak dapat sepenuhnya berurusan dengan bilangan tak berhingga, hukum-hukum fisika yang diformulasikan dalam matematika tidak lagi memiliki arti pada kondisi singularitas. Pada awal terciptanya, alam semesta memiliki ukuran tak berhingga kecil (menuju nol) namun kerapatan materinya sangat tinggi. Baru setelah 10-43 detik (satu per sepuluh juta triliun triliun triliun detik) dari ledakan situasi jagad raya dapat diakses dengan menggunakan teori-teori fisika mutakhir. Diperkirakan pada saat itu temperatur jagad raya mencapai 1032 K atau sepuluh triliun triliun kali lebih tinggi dari temperatur inti matahari. Periode yang dimulai pada usia 0 hingga 10-43 detik dikenal sebagai periode (masa) Planck yang hingga saat ini masih merupakan misteri bagi sains. Para ilmuwan mengimpikan sebuah teori yang dapat menggabungkan teori kuantum dengan teori gravitasi yang diharapkan dapat menguak apa yang terjadi pada masa Planck. Teori yang dinamakan teori gravitasi kuantum ini tentulah sangat sulit mengingat bahwa domain kuantum (daerah dimana efek kuantum dominan) berukuran mikroskopik maksimal sebesar atom atau molekul, sedangkan gaya gravitasi terlihat superior pada skala planet atau galaksi. Meski demikian, usaha ke arah sana sudah banyak dilakukan, misalnya melalui gagasan teori Superstring yang mempostulasikan ruang dengan dimensi 10 atau 26 pada masa Planck. Dimensi-dimensi tersebut berkontraksi setelah masa Planck dan menyisakan hanya 3 dimensi ruang serta satu dimensi waktu saat ini.

Setelah masa Planck alam semesta memasuki masa Penggabungan Agung (Grand Unification). Pada masa ini semua gaya fundamental kecuali gaya gravitasi sama kuatnya. Saat itu alam semesta masih belum berisi apa-apa kecuali sup plasma dengan temperatur lebih dari seratus ribu triliun triliun Kelvin. Periode ini tidak berlangsung lama dan alam semesta mengalami inflasi (pengembangan secara cepat) yang diakhiri dengan pemisahan gaya lemah dan gaya elektromagnetik. Setelah kedua macam gaya tersebut terbedakan, sup plasma panas berubah menjadi sup elektron-quark beserta partikel-partikel pembawa gaya elektrolemah yaitu partikel W dan Z. Partikel-partikel tersebut eksis di alam semesta bersama anti partikel mereka yang jika bergabung akan bertransformasi menjadi radiasi dan sebaliknya radiasi yang ada dapat segera berubah menjadi partikel dan anti-partikel.

Seperseratus ribu detik setelah ledakan temperatur alam semesta turun menjadi 10 triliun Kelvin atau sekitar seribu kali lebih panas dari temperatur pusat matahari. Pada saat ini sup quark berkondensasi menjadi proton dan netron yang merupakan komponen dasar dari nukleus atau inti atom.

Sekitar tiga menit kemudian temperatur terus menurun menjadi satu milyar Kelvin. Energi kinetik yang dihasilkan temperatur sebesar ini sudah tidak mampu lagi menahan gaya nuklir kuat antara proton dan netron yang selanjutnya bergabung menjadi nucleus-nukleus ringan. Proses ini dinamakan sebagai proses nukleosintesis. Proton dan netron bergabung menjadi nukleus deuterium. Deuterium kemudian menangkap sebuah netron membentuk inti tritium. Selanjutnya Tritium bergabung dengan sebuah proton menjadi inti Helium. Proses ini berlanjut terus hingga mencapai inti atom Lithium, namun dengan peluang yang semakin kecil. Dengan demikian teori Big Bang meramalkan kelimpahan Hidrogen dan Helium di dalam alam ini. Konfirmasi ramalan ini diperoleh melalui spektrum bintang-bintang serta galaksi yang dapat diamati dari bumi.

Setelah 3 menit pertama berlalu tidak banyak perubahan yang terjadi kecuali temperatur terus menurun dan alam semesta semakin besar hingga usia jagad raya mencapai 300.000 tahun. Di usia ini alam semesta telah mendingin menjadi 3000 Kelvin, suatu kondisi temperatur yang masih mampu melelehkan kebanyakan logam yang kita kenal. Walaupun temperatur ini masih sangat tinggi, energi kinetik yang dimiliki oleh elektron tidak mampu lagi menahan gaya tarik menarik Coulomb antara elektron dan nukleus. Elektron kemudian bergabung dengan nukleus membentuk atom sehingga seluruh sup plasma tadi akhirnya berubah menjadi atom-atom. Mulai saat ini radiasi tidak lagi bertransformasi menjadi partikel dan anti-partikel, sehingga dikatakan bahwa alam semesta mulai terlihat transparan oleh radiasi. Radiasi foton selanjutnya dapat bergerak bebas bersama mengembangnya alam semesta. Dengan demikian, radiasi CMB yang teramati oleh para ilmuwan adalah fosil radiasi yang berasal dari 300.000 tahun setelah terjadinya Big Bang.




Gambar 3. Kronologi alam semesta dalam skala yang tidak linier. Suhu rata-rata alam semesta di bagian kanan gambar diperkirakan dengan menggunakan asumsi sederhana dari persamaan Einstein yang menghasilkan persamaan berbanding terbalik terhadap akar dari usia jagad raya.


Dalam beberapa jam setelah Big Bang pembentukan Helium serta elemen-elemen ringan lainnya berhenti. Alam semesta terus berkembang dan mendingin, namun dibeberapa lokasi yang memiliki kerapatan jauh lebih besar dibandingkan di tempat lain proses pengembangan tersebut agak lambat akibat gaya tarik menarik gravitasi yang relatif lebih besar. Bahkan di tempat-tempat tertentu di alam semesta proses pengembangan berhenti sama sekali dan elemen-elemen yang ada di tempat itu mulai merapat. Karena gaya gravitasi semakin bertambah, gas-gas Hidrogen dan Helium mulai berrotasi untuk mengimbangi tarikan gravitasi. Proses ini selanjutnya melahirkan galaksi-galaksi yang berputar dan memiliki berbagai macam bentuk seperti cakram dan elips, bergantung pada kecepatan rotasi serta gaya gravitasinya.

Selanjutnya gas-gas Hidrogen dan Helium dalam galaksi akan pecah menjadi awan-awan yang lebih kecil dan juga mengalami proses kontraksi karena masing-masing memiliki gaya gravitasi sendiri. Karena atom-atom di dalam awan-awan tersebut saling bertumbukan, tarikan gravitasi mengakibatkan tekanan bertambah dan temperatur terus meningkat yang pada akhirnya sanggup untuk menyulut reaksi nuklir fusi. Reaksi ini akan mengubah Hidrogen menjadi Helium dan berlangsung relatif lama karena persediaan Hidrogen yang berlimpah dan terjadi keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya ledakan nuklir. Helium kemudian diubah menjadi elemen-elemen yang lebih berat melalui proses fusi hingga menjadi Karbon dan Oksigen. Tahapan selanjutnya menghasilkan bintang-bintang di dalam galaksi yang sebagian meledak sambil melemparkan bahan bakar untuk membentuk bintang-bintang generasi baru. Matahari kita adalah salah satu contoh dari bintang jenis generasi baru ini. Sebagian kecil pecahan ledakan yang mengandung element-elemen lebih berat tidak lagi sanggup untuk menyalakan reaksi fusi nuklir karena elemen-elemennya relatif sudah stabil dan temperaturnya tidak cukup tinggi. Bagian ini akhirnya membentuk planet-planet yang mengorbit bintang seperti bumi kita yang mengorbit matahari.

Pada saat bumi terbentuk, sekitar 5 milyar tahun yang lalu, temperaturnya sangat tinggi dan tidak memiliki atmosfir. Setelah agak lama barulah temperatur bumi menurun dan atmosfir mulai terbentuk karena adanya emisi gas dari batu-batuan di atas permukaan bumi. Namun, atmosfir pertama ini bukanlah atmosfir yang dapat mendukung kehidupan seperti saat ini, karena atmosfir bumi mula-mula terdiri dari gas-gas beracun seperti Hidrogen Sulfida. Untungnya beberapa makhluk primitif yang ada saat itu membutuhkan gas-gas tersebut untuk bernafas dan menghasilkan Oksigen sebagai gas buangan ke permukaan bumi, sehingga permukaan bumi akhirnya dipenuhi oleh gas Oksigen. Karena gas Oksigen sendiri merupakan racun bagi makhluk primitif ini, sebagian besar dari mereka akhirnya punah secara alami, sedangkan sebagian lagi dapat menyesuaikan diri dengan mengkonsumsi Oksigen sebagai kebutuhan hidupnya.

Masalah yang Dihadapi Teori Big Bang

Teori Big Bang standar (Standard Big Bang atau SBB) berhasil membangun hubungan antara jarak bintang dengan besar pergesaran merah yang teramati, serta dapat menjelaskan berlimpahnya elemen-elemen ringan seperti Helium, Deuterium, dan Lithium. Untuk menjelaskan fenomena-fenomena tersebut SBB hanya memerlukan satu konstanta sebagai input yaitu rasio antara kerapatan baryon dengan kerapatan foton di alam semesta saat ini. Namun yang paling penting sekali adalah SBB berhasil meramalkan keberadaan distribusi radiasi benda hitam dari CMB yang berhasil dikonfirmasi dengan akurasi yang sangat tinggi.

Di balik semua kesuksesan itu teori SBB ternyata memiliki cacat. Teori SBB tidak dapat menjelaskan mengapa radiasi CMB sangat isotropik. SBB juga menghadapi masalah yang dikenal sebagai problem horizon, yaitu jarak maksimal yang dapat ditempuh cahaya setelah ledakan jauh lebih kecil dibandingkan dengan jarak gelombang mikro dari foton yang teramati pada temperatur yang sama (dengan kata lain, ukuran alam semesta pada saat itu yang terlihat dari masa sekarang jauh lebih besar dari ukuran yang dapat ditempuh cahaya setelah terjadinya Big Bang). Disamping itu, bagi teori SBB fenomena alam semesta yang cenderung flat (fenomena yang memperlihatkan kecenderungan alam semesta untuk terus berkembang) juga masih merupakan misteri. Problem lain adalah SBB secara internal tidak konsisten karena SBB bersandar pada asumsi bahwa materi merupakan zat alir ideal atau fluida klasik, padahal semua ilmuwan tahu bahwa pada temperatur sangat tinggi penjelasan materi sebagai gas ideal klasik tidak lagi valid.

Karena Teori Medan Quantum (Quantum Field Theory atau QFT) merupakan satu-satunya teori yang berlaku pada energi (temperatur) sangat tinggi, maka solusi problem terakhir adalah melalui modifikasi SBB dengan QFT. Masuknya QFT pada kosmologi Big Bang ternyata memberi jalan pada penemuan skenario inflasi alam semesta yang mempostulatkan bahwa pada suatu masa alam semesta mengalami pengembangan secara eksponensial. Pada masa ini energi materi disimpan dalam bentuk lain dan dilepas sebagai energi termal di akhir proses inflasi.

Skenario inflasi tentu saja dapat menyelesaikan problem horizon karena ukuran alam semesta setelah inflasi konsisten dengan kerucut cahaya masa lampau (ukuran alam semesta di masa lampau dilihat dari masa sekarang). Selain itu skenario inflasi juga dapat menyelesaikan masalah flatness karena pada masa inflasi entropi semesta bertambah dengan faktor yang sangat besar yang pada akhirnya mendorong alam semesta untuk mengambil bentuk flat. Pembuktian secara akurat diperoleh dengan menggunakan persamaan Friedmann-Robertson-Walker, yang merupakan kasus khusus dari persamaan Einstein dalam teori relativitas umum.

Masalah Pada Saat Penciptaan

Mungkin, masalah yang paling fundamental dalam teori Big Bang adalah masalah penciptaan atau pada saat alam semesta berusia 0 detik. Seperti sudah dijelaskan di atas, pada saat itu teori Big Bang meramalkan kondisi singularitas yang tidak dapat diakses dengan teori fisika semutakhir apa pun. Namun, kalau pun kita mengabaikan kondisi ini, teori penciptaan alam semesta tampaknya tidak dapat diterima oleh fisika karena menyalahi aturan fisika yang paling fundamental, kekekalan energi. Hukum kekekalan energi merupakan dasar fisika dan belum pernah ada bukti-bukti eksperimen eksplisit bahwa hukum kekekalan energi ini dilanggar. Jika pada saat sebelum alam semesta tercipta tidak terdapat apa-apa sedangkan saat ini kita dapat mengamati alam semesta yang maha luas, maka hukum kekekalan energi telah dilanggar sebesar massa semesta dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, E = mc2 , sesuai dengan teori Einstein. Di manakah letak solusinya?

Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa energi total alam semesta tetap nol. Energi yang berasal dari massa alam semesta adalah energi positif, sedangkan energi yang mengikat alam semesta akibat gaya tarik menarik gravitasi yang dialami oleh setiap partikel merupakan energi negatif. Kedua jenis energi tersebut saling menghilangkan, sehingga energi total semesta tetap nol sesuai dengan kondisi sebelum alam semesta diciptakan. Pendapat ini juga mendukung adanya materi yang tidak terdeteksi yang tersebar di alam semesta yang disebut materi gelap (dark matter).

Untuk menjawab masalah penciptaan materi dari keadaan 'tidak ada' menjadi 'ada' ilmuwan berpaling pada teori kuantum. Di dalam teori kuantum keadaan 'tidak ada' ini dikenal dengan istilah vacuum, suatu keadaan yang ternyata tidak kosong sama sekali namun terdiri dari dinamika penciptaan dan pemusnahan partikel serta anti-partikel dalam waktu yang sangat singkat. Mengapa partikel dan anti-partikel dapat diciptakan dari sesuatu yang tidak ada dan keduanya dapat dimusnahkan tanpa ada bukti sisa radiasi anihilasi? Jawabannya adalah melalui ketidakpastian Heisenberg yang menyatakan bahwa ketidakpastian pengukuran energi berbanding terbalik terhadap ketidakpastian waktu pengukuran dengan konstanta Planck sebagai konstanta pembanding. Ketidakpastian Heisenberg secara implisit memperbolehkan pelanggaran energi dalam suatu sistem asalkan waktu pelanggaran sangat singkat, semakin besar pelanggaran energi semakin singkat waktu yang diperbolehkan. Dengan demikian keadaan vacuum terdiri dari lautan partikel dan anti-partikel yang eksis dan musnah dalam waktu sangat singkat. Fluktuasi vacuum ini juga mengakibatkan black hole (lubang hitam) bersifat tidak 'benar-benar hitam' karena ia dapat menarik partikel sambil meradiasikan anti-partikel dari dalam vacuum.

Setelah terjadinya Big Bang jumlah partikel dan anti-partikel sama banyaknya. Keduanya dapat bergabung menjadi radiasi dan sebaliknya radiasi dapat menghasilkan pasangan partikel dan anti-partikel. Mengapa saat ini yang teramati di alam semesta hanyalah materi, atau dengan kata lain ke mana perginya anti-materi?

Eksperimen dan teori fisika telah berhasil membuktikan bahwa alam semesta beserta isinya memperlihatkan sifat simetri dengan cacat yang sangat kecil. Pada saat terjadi kesetimbangan termal antara pasangan partikel dan anti-partikel dengan radiasi, tidak semua proton beranihilasi dengan anti-proton dan sebaliknya tidak semua radiasi menghasilkan pasangan partikel dan anti-partikel. Cacat simetri yang sangat kecil ini akhirnya meninggalkan lebih banyak materi dibandingkan dengan anti-materi, sehingga alam semesta yang terlihat sekarang disusun sepenuhnya oleh materi. Beberapa jenis anti-partikel yang teramati di ruang angkasa diperkirakan berasal dari reaksi nuklir yang berasal dari bintang-bintang tertentu.


Nasib Alam Semesta di Masa Mendatang

Jauh sebelum CMB terdeteksi oleh Penzias dan Wilson, seorang ilmuwan Rusia bernama Alexander Friedmann mencatat kekeliruan Einstein pada persamaan relativitas umumnya. Sementara Einstein dan para fisikawan lain sibuk memodifikasi persamaan gravitasi untuk membuat alam semesta bersifat statik, Friedmann mengajukan dua asumsi sederhana tentang alam semesta. Pertama: alam semesta terlihat sama ke arah mana pun kita memandang. Kedua: hal tersebut benar dari mana pun kita memandang alam semesta. Untuk skala manusia tentu saja asumsi ini terlihat terlalu ceroboh, namun untuk skala milyaran galaksi simulasi-simulasi komputer saat ini memperlihatkan kebenarannya. Dari kedua asumsi tersebut Friedmann memperlihatkan bahwa alam semesta haruslah berkembang. Bahkan pada tahun 1922 ia dapat meramalkan secara akurat apa yang akhirnya ditemukan oleh Hubble pada tahun 1928.

Dalam pemikiran Friedmann ada tiga kemungkinan (model) yang akan terjadi pada alam semesta di masa mendatang. Kemungkinan pertama adalah alam semesta bersifat tertutup (closed universe). Kemungkinan ini terjadi jika gaya gravitasi yang dihimpun oleh semua galaksi relatif sangat kuat, sehingga mampu untuk menekuk ruang (space) menjadi bentuk seperti permukaan sebuah bola jika kita bayangkan alam semesta hanya terdiri dari dua dimensi. Untuk model ini alam semesta akan berhenti berkembang pada suatu masa dan gaya gravitasi akan kembali menyatukan semua galaksi menuju ke satu titik. Apa yang terjadi kemudian adalah kehancuran semesta yang dikenal dengan istilah Big Crunch atau kebalikan dari Big Bang.

Kemungkinan kedua adalah gaya gravitasi terlalu lemah untuk mengatasi proses pengembangan alam semesta sehingga alam semesta akan terus menerus berkembang dengan cepat dan selamanya.

Kemungkinan yang terakhir akan terjadi jika proses pengembangan alam semesta tidak terlalu cepat namun hanya cukup untuk mengeliminasi gaya gravitasi, sehingga alam semesta berkembang menuju ukuran tertentu dan kecepatan pengembangannya berkurang sedikit demi sedikit menuju nol. Pada kasus ini alam semesta dikatakan bersifat flat.

Dari ketida model tersebut mana yang paling mungkin menurut para ilmuwan? Karena peluang untuk setiap model sangat bergantung pada laju berkembangnya semesta serta besar gaya gravitasi yang dimilikinya, maka informasi tentang kerapatan rata-rata alam semesta sangat menentukan. Jika kerapatan rata-rata ini lebih kecil dari suatu nilai kritis maka alam semesta akan terus berkembang untuk selamanya. Namun jika sebaliknya maka kehancuran alam semesta akan terjadi melalui proses Big Crunch.

Hingga saat ini hasil pengukuran dan perhitungan kebanyakan mengarah pada nilai kritis yang berarti bahwa alam semesta cenderung untuk bersifat flat. Meski demikian, banyak ketidakpastian yang harus diperhitungkan para ilmuwan. Salah satu dari yang paling membingungkan para ilmuwan adalah pada pengukuran konstanta Hubble, suatu konstanta yang menghubungkan antara jarak bumi-bintang dengan pergeseran merah (red shift) bintang tersebut. Konstanta Hubble yang banyak diyakini oleh para astronom saat ini menghasilkan usia alam semesta pada kerapatan kritis sekitar 10 milyar tahun. Kontrasnya, pengukuran memperlihatkan bahwa usia bintang tertua dalam galaksi kita paling tidak telah 14 milyar tahun. Wajar saja jika perdebatan yang sangat sengit masih mewarnai masalah ini.

Bagi kita sendiri, sebagai manusia yang hidup di masa kini, model mana yang mungkin terjadi tidak akan menjadi masalah. Meski alam semesta keesokan hari mulai mengkerut menuju kehancuran, waktu yang dibutuhkan tentulah paling tidak 10 milyar tahun lagi. Pada saat itu tentu saja seluruh manusia dan peradabannya di permukaan bumi telah lama punah karena matahari sudah kehabisan bahan bakar. Kecuali, seperti kata Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time, jika manusia sudah mengkoloni tatasurya atau galaksi-galaksi lain yang masih memungkinkan berjalannya kehidupan. Jika kasus terakhir ini terjadi maka manusia-manusia di akhir zaman akan dapat "menikmati" perubahan warna langit menjadi merah lalu membara dan terang benderang karena peningkatan temperatur menuju ke tak hingga.

Apa yang akan terjadi setelah Big Crunch tidak ada yang tahu, karena apa yang terjadi setelah keadaan singularitas tidak dapat diprediksi dengan menggunakan pengetahuan manusia saat ini. Namun jika alam semesta ini terus berkembang, maka ia akan menuju ke temperatur nol absolut. Alam semesta akan terus menerus mendingin dan mati karena tidak ada lagi proses transfer energi yang merupakan prinsip dasar dari kehidupan.
 
(Dr. Terry Mart, staf pengajar dan peneliti pada Jurusan Fisika FMIPA UI)
sumber : http://staff.fisika.ui.ac.id/tmart/universe.html
 
Semoga bermanfaat. Salam Gondrong.

Pengertian dan Cara Membuat Peta Kontur

Pembahasan kali ini akan membahas tentang bentuk bentuk muka bumi pada peta, bentuk muka bumi pada peta, , simbol simbol pada peta, simbol sombol dalam peta, pengertian garis kontur, garis kontur, pengertian garis, pengertian garis kontur, cara membuat garis kontur, cara membuat kontur, cara membuat garis kontur, sifat sifat garis kontur, sifat garis kontur dan kontur.

Garis Kontur

Pada dasarnya semua peta merupakan suatu media komunikasi grafis, artinya informasi yang diberikan oleh peta adalah berupa gambar atau simbol. 
Maka dari itu peranan suatu simbol pada peta sangatlah vital. Simbol peta adalah suatu tanda yang ada di dalam peta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Pada pembahasan kali ini akan menerangkan kontur.

a) Pengertian Garis Kontur

Pengertian dan Cara Membuat Garis Kontur
Gambar: Contoh Peta Kontur (Contour)
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding tertentu.

Bidang pembanding ini yang dipakai umumnya adalah tinggi muka air laut rata-rata, dan ini diambil dan disepakati sebagai titik dengan ketinggian nol.

Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis k ontur yang berurutan. Indeks kontur adalah garis kontur yang dicetak besar dalam peta, yang merupakan kelipatan sepuluh dari interval kontur.

Tetapi tidak selalu demikian, kadang-kadang merupakan kelipatan lima, dalam peta garis ini diberi angka ketinggian.

b) Sifat-sifat garis kontur

Garis kontur pada prinsipnya adalah suatu perwujudan dari perpotongan antara suatu benda dengan suatu bidang datar, yang dilihat dari atas. Maka garis kontur mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

(1) Garis kontur tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam keadaan ekstrim seperti pada tebing yang menggantung.

(2) Garis kontur akan merenggang kalau topografi landai dan merapat kalau curam

(3) Garis kontur tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang bernilai lain.

(4) Pada lembah, garis kontur akan meruncing kearah hulu.

c) Penentuan besarnya kontur-kontur

Besarnya interval ditentukan oleh:

  1. Skala peta, makin besar skala peta, interval konturnya makin kecil;
  2. Variasi relief, makin besar variasi relief, makin kecil intervalnya;
  3. Tujuan khusus.
Perlu diketahui, makin kecil interval kontur, makin banyak detail yang diperlihatkan. Tetapi dalam pemilihan besarnya, interval kontur tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan seberapa detail yang diperlihatkan.

Kalau tidak ada hal-hal yang khusus atau luar biasa, interval kontur biasanya diambil sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya peta yang berskala 1 : 25.000 akan mempunyai interval kontur sebesar 12½ m.

a) Peraturan-peraturan dan cara-cara pembuatan garis kontur

Peraturan-peraturan garis kontur.

(1) Garis kontur selalu dibuat tertutup atau harus berakhir pada tepi peta.

(2) Kontur tertutup yang menunjukkan depresi harus dibedakan dengan kontur tertutup yang menunjukkan bukit, yaitu dengan cara menambahkan garis-garis gigi yang mengarah kearah depresi.

b) Cara pembuatan garis kontur.

(1) Cantumkan titik-titik ikat dengan harga ketinggiannya

(2) Hubungkan titik-titik yang tinggi dengan titik-titik yang lebih rendah di sekitarnya, kemudian buatlah interpolasi sesuai dengan interval konturnya.

(3) Hubungkan titik-titik yang diperoleh dari hasil interpolasi, yang harganya sama, dengan garis-garis.

(4) Kalau garis-garis kontur yang telah diperoleh memotong lembah, meskipun tidak ada suatu harga ketinggian pada lembah tesebut, garis kontur tersebut kita buat, meruncing ke hulu. Juga spasi kontur disesuaikan sesuai dengan bentukbentuk lereng.
Semoga bermanfaat. Salam Gondrong.

7 Cara Melatih Diri Menjadi Pemimpin yang Baik

Hasil gambar untuk pemimpin
Good Leader

Memimpin sebuah perusahaan baik besar maupun kecil bukanlah hal yang mudah. Ada banyak yang harus dipelajari dan dilakukan untuk menjadi pemimpin baik yang mampu membawa perusahaan menjadi sukses. Mencapai dan melebihi target dalam sebuah bisnis memang dinilai menjadi tolak ukur kesuksesan seorang pemimpin. Karena ketika itu terjadi, pemimpin tersebut dinilai mampu memimpin dengan benar dan tepat, sehingga mampu membawa bisnis mencapai sukses. Terlihat rumit dan berat saat difikir untuk dijalani. Tapi menjadi seorang pemimpin yang baik dan besar bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari. Kita bisa melatih diri kita untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dari sebelumnya. Ini dia caranya:

1. Jangan takut akan kegagalan besar

Untuk menjadi seorang pemimpin besar tidak ada yang berjalan tanpa satu hambatan sekecil apapun itu. Akan ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dilewati dengan kekuatan sebagai seorang pemimpin. Bukan tanpa alasan, karena ketika seorang pemimpin memiliki sikap kuat, tegar dan pantang menyerah terhadap apa yang dihadapinya, ini akan jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak buah dan juga perusahaannya. Jangan takut akan suatu kegagalan, sekalipun itu termasuk kegagalan yang menurut kita besar. Saat kita mampu menghadapi dan bangkit, itulah saat dimana kita sudah melewati satu bagian untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.

2. Usir keraguan terhadap diri sendiri

Ada kalanya seorang pemimpin merasa dirinya tidak bisa dan tidak berguna untuk anak buah dan perusahaannya. Meragukan diri sendiri akan secara perlahan menumbuhkan keraguan bahwa perusahaan akan mampu untuk tumbuh besar. Jangan ragukan sedikitpun kemampuan diri kita dalam memimpin suatu perusahaan atau seseorang. Saat ada mereka yang memilih kita untuk menjadi seorang pemimpin, maka itu prestasi yang patut kita banggakan. Usir keraguan terhadap diri sendiri dengan memuji apa yang telah kita capai, tapi ingat jangan terlalu berlebihan. Jadikan ini sebagai prestasi untuk diri sendiri, dan untuk menumbuhkan semangat terhadap diri sendiri.

3. Jangan puas dengan solusi standar

Untuk menjadi seorang pemimpin besar, kita dituntut untuk mampu menerima dan memberikan solusi yang terbaik atas apa yang sedang terjadi. Saat dalam diskusipun, jangan puas dengan solusi yang dirasa standar. Jika memang ada anak buah Anda yang memiliki solusi lebih baik, jangan malu untuk mengakuinya, dan jangan paksakan solusi yang standar itu untuk muncul dan mendominasi, karena Anda adalah seorang pemimpin. Menjadi bijaksana terhadap masalah dan solusinya, adalah salah satu kunci menjadi pemimpin yang baik.

4. Fokus pada hasil, bukan gaya

Hasil lebih diutamakan daripada hanya sebuah gaya dalam memimpin suatu perusahaan. Pastikan Anda dikenal oleh banyak orang karena hasil kepemimpinan Anda yang sangat baik, bukan hanya karena gaya kepemimpinan. Disini gaya dalam kepemimpinan memang terkesan mempengaruhi hasil dari apa yang dipimpin. Namun jangan biarkan hasil kepemimpinan Anda lebih buruk atau tidak terlihat hanya karena terlalu banyak gaya yang digunakan dalam memimpin.

5. Menjaga yang sudah terbentuk

Pastikan untuk lebih memantapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik, Anda harus mampu menjaga apa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jangan mudah terpengaruh dengan arus yang membawa Anda merubah apa yang sudah ada. Lakukan dan pastikan setiap perubahan Anda lakukan untuk menuju menjadi yang lebih baik, bukan hanya dengan alasan mengikuti perkembangan zaman yang sedang trend. Ini akan menjadi buruk, saat Anda mudah tergoyah dan merusak segalanya.

6. Bagi seorang introvert, belajarlah bertindak sebagai ekstrovert

Entah apa yang Anda miliki, introvert ataupun ekstrovert, namun semua itu merupakan anugerah yang pasti Anda butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang besar. Kita tahu bahwa introvert bukanlah tipe pemimpin yang dibayangkan oleh orang banyak, tapi dunia membuktikan bahwa banyak pemimpin besar yang berawal dari sebuah introvert. Nah, untuk kita yang merasakan diri sebagai seorang introvert, jangan berkecil hati. Kita bisa menjadi seorang pemimpin besar, salah satu caranya yaitu dengan kemampuan untuk bertindak seperti seorang ekstrovert. Mungkin terlihat seperti berpura – pura dan tidak menjadi diri sendiri. Tapi terkadang pura – pura diperlukan saat kita belajar untuk menjadi seorang pemimpin besar.

7. Tetap murah hati

Dan yang terakhir, yang paling penting. Tetaplah menjadi seorang yang murah hati. Jangan biarkan sebuah jabatan membuat kita lupa siapa diri kita sebelum ini. Pemimpin besar yang berhasil dan dihargai banyak orang adalah mereka yang sukses menguasai diri untuk tetap menjadi murah hati. Latih diri kita untuk tetap menjadi pemimpin yang rendah hati dan tidak terlalu berfikir untuk selalu diatas. Menjadi murah hati juga akan membawa kita untuk terus belajar dan belajar lebih baik dari sebelumnya.

Cara Membuat Email Gmail Gratis

Cara Membuat Email Gmail Gratis

Langsung saja kita ke pokok pembahasan, untuk cara membuat Email di gmail, silahkan ikuti langkah-langkah simple berikut...
Klik Create An Account untuk mendaftar email gmail
  • Anda akan masuk ke halaman pengisian data, silahkan isi formulir pendaftaran sesuai data pribadi anda..
  1. Nama : Isi dengan nama depan dan nama belakang anda.
  2. Pilih nama pengguna anda : Isikan alamat email yang anda inginkan (nama email harus belum digunakan orang lain).
  3. Buat sandi : Isi dengan password yang anda ingikan.
  4. Konfirmasi sandi anda : Masukkan ulang password anda.
  5. Tanggal lahir : Silahkan isi dengan tanggal lahir anda.
  6. Gender : Pilih jenis kelamin anda.
  7. Ponsel : Isikan dengan nomor telepon anda.
  8. Alamat email anda saat ini : Masukkan alamat email lain (masukkan jika ada). Bisa anda kosongi.
  9. Lokasi : Isi dengan lokasi negara tempat anda tinggal.
  10. Centang dua persyaratan dari google tersebut...
  11. Klik tombol LANGKAH BERIKUTNYA.

Cara Membuat Email

  • Setelah anda mengisi formulir pendaftaran, anda akan dibawa ke halaman verifikasi akun, klik Lanjutkan..
Cara Membuat Email
  • Anda akan diberi kode verifikasi yang dikirim oleh google secara otomatis ke nomor telepon yang anda isikan tadi. Kemudian masukkan angka verifikasi ke dalam kotak yang tersedia. Jika sudah, silahkan klik Verifikasi.
Cara Membuat Email
  • Anda akan dibawa ke halaman Profil, langkah selanjutnya adalah menambahkan foto profil. Jika anda sudah punya silahkan ditambahkan dengan mengklik "Menambahkan Foto Profil". Jika sudah, klik saja Langkah berikutnya..
Cara Membuat Email
  • Jika semua langkah diatas sudah anda lakukan dengan benar, akan ada ucapan sambutan dari Google. Klik Lanjutkan ke Gmail.
Cara Membuat Email
  • Anda akan langsung dibawa ke halaman muka Gmail. Google akan langsung memberikan 4 pesan ke inbox email anda.
Cara Membuat Email

Kamis, 10 November 2016

Kalkulator Sederhana Menggunakan Matlab

Membuat Kalkulator Sederhana dengan MATLAB

Kali ini saya akan memberikan tips, bagaimana membuat kalkulator sederhana dengan MATLAB. Pertama yang harus kamu siapkan untuk membuat kalkulator adalah antarmukanya. Di sini untuk membuat kalkulator sederhana, antarmukannya saya rancang dengan GUI MATLAB. Desain kalkulator sederhana kurang lebih seperti gambar berikut.

Tentunya desain membuat kalkulatornya tidak harus sama seperti di atas, sesuaikan dengan keinginan kamu.
Setelah desain dibuat, simpanlah desain tersebut dengan nama kalkulator.fig, dan secara otomatis MATLAB juga akan menciptakan file kalkulator.m yang berisi kode program dari kalkulator .fig tersebut. Agar latihan yang kita lakukan sama, maka kita beri nama pada masing-masing obyek. Mulai dari atas ke bawah:
Untuk menampilkan hasil digunakan Edit Text, beri nama txthasil.
Untuk angka 0 s.d 9 gunakan Push Button, untuk tombol angka 0 beri nama tb0, angka 1 beri nama tb1, dst. sampai angka 9 beri nama tb9.
Untuk tombol operator + beri nama tbplus, operator – beri nama tbmin, operator * beri nama tbkali, dan operator / beri nama tbbagi.
selanjutnya tombol CLEAR beri nama tbclear, dan tombol = beri nama tbenter.
Sekarang kita buat kode programnya. Caranya adalah klik kanan pada obyek yang akan diberi kode program, selanjutnya nanti akan keluar menu pop-up, lalu pilih View Callbacks > Callback.
Pada tombol angka, tuliskan kode seperti berikut: (contoh yang diberikan adalah kode untuk tombol angka 1)
global jj
textString = get(handles.txthasil,’String’);
if(strcmp(textString,’0.’)==1)&&(jj==0)
set(handles.txthasil,’String’,’1′) ;
else
textString =strcat(textString,’1′);
set(handles.txthasil,’String’,textString);
end
jj=0;
lakukan keseluruh tombol angka, dengan mengubah angka yang tercetak warna hijau dengan tombol angka yang bersesuaian dari 0 s.d. 9.
Kemudian kita lanjutkan ke tombol operator, berikut adalah kode program untuk tombol operator +.
textString = get(handles.txthasil,’String’);
textString =strcat(textString,’+’);
set(handles.txthasil,’String’,textString)
untuk membuat kode program pada tombol operator yang lain, sama seperti pada tombol operator +, tinggal menggantikan tanda “+” ( yang berwana hijau), dengan operator lain yang bersesuaian.
Lalu pada tombol “=” berikan kode berikut ini.
textString = get(handles.txthasil,’String’);
ans =eval(textString);
set(handles.txthasil,’String’,ans)
sedangkan untuk tombol CLEAR berikan kode berikut.
set(handles.txthasil,’String’,’0.’) ;
Sekarang coba kamu jalankan, kalkulator sederhanamu. Buat kamu yang mau menyempurnakan cara membuat kalkulator ini, bisa dishare di sini juga.

Rabu, 09 November 2016

Asuhan Keperawatan (Askep) Tonsilitis



MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS


            Disusun Oleh Kelompok  :
Susi Karmila ( SR152090020 )



Kelas 2 B



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2016


KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan terimakasih kepada dosen pengampu kami yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini serta membantu dan memberikan masukan untuk hasil yang lebih baik dalam pengerjaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pengetahuan kita tentang Askep Tonsilitis.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah ini maka dari itu, kami mohon maaf atas kekurangannya dan dimohon kritik serta saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.



Pontianak,  November 2016


                                                                                                                                       Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
            A.    Latar Belakang..........................................................................................1  
            B.     Rumusan Masalah.....................................................................................1                                 
            C.     Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TONSILITIS....................................................................... 3                               
A.    Definisi Tonsilitis........................................................................................ 3
B.     Etiologi Tonsilitis........................................................................................ 4                                
C.     Pathway Tonsilitis....................................................................................... 5
D.    Patofisiologi Tonsilitis................................................................................. 5
E.     Manifestasi Klinis Tonsilitis........................................................................ 5
F.      Klasifikasi Tonsilitis.................................................................................... 6
G.    Penatalaksanaan pada Tonsilitis.................................................................. 7
H.    Pemeriksaan Diagnostik pada Tonsilitis...................................................... 8 
I.       Komplikasi Tonsilitis................................................................................... 8
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS......................................... 10
           A.    Konsep Asuhan Keperawatan Tonsilitis................................................... 10
B.     Implementasi dan Evaluasi........................................................................ 12
BAB III PENUTUP............................................................................................. 14
           A.    Kesimpulan................................................................................................ 14
           B.     Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui hidungatau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter atau penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa Pengertian dari tonsilitis   ?
2.      Apa Etiologi dari tonsilitis ?
3.      Bagaimana pathway tonsilitis?
4.      Bagaimanakah patofisiologis pada tonsilitis  ?
5.      Apa saja manifestasi klinis dari tonsilitis?
6.      Apa saja klasifikasi dari tonsilitis?
7.      Bagaimana pengkajian penatalaksanaan dari tonsilitis ?
8.      Bagaimana pemeriksaan diagnosa dari tonsilitis?
9.      Bagaimana komplikasi dari kolitis ulsertif ?
10.    Apa saja rencana keperawatan dalam tonsilitis ?
9.      Apa saja implementasi dan evaluasi dalam tonsilitis ?


C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai :
1.      Definisi tonsilitis
2.      Etiologi tonsilitis
3.      Pathway tonsilitis
4.      Patofisiologi tonsilitis
5.      Manifestasi klinis tonsilitis
6.      Kalsifikasi tonsilitis
7.      Penatalaksanaan pada tonsilitis
8.      Pemeriksaan diagnostik pada tonsilitis
9.      Komplikasi tonsilitis
10.  Konsep asuhan keperawatan tonsilitis
11.  Implementasi dan evaluasi tonsilitis




BAB II
TINJAUAN TONSILITIS
A.    Definisi Tonsilitis
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman, memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono, 2006).

Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat & Jong, 1997).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.  Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus viridons dan Streptococcus pyrogenes na mun disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan.
              Gambar 1. Tonsilitis
B.     Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang dibawah ini :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections).
Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A adalah :
1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.
1. Streptococcus B hemoliticus grup A
2. Streptococcus viridens
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.

C.    Pathway Tonsilitis

Gambar 2. Pathway Tonsilitis
D.    Patofisiologi Tonsilitis
Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan, demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke telinga.
Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a. Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur.
b. Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien sering batuk.
c. Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang demam.
d. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid.
E.     Manifestasi Tonsilitis
Pasien  mengeluh  ada  penghalang  di  tenggorokan,  terasa  kering  dan pernafasan berbau, rasa sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit waktu menelan. Pada pemeriksaan, terdapat 2 macam gambaran tonsil  yang mungkin tampak:
1.    Tampak  pembesaran  tonsil  oleh  karena  hipertrofi  dan perlengketan  ke jaringan  sekitar,  kripte  yang  melebar,  tonsil  ditutupi  oleh  eksudat  yang purulen atau seperti keju.
2.    Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam  di  dalam  tonsil  bed  dengan  tepi  yang  hiperemis,  kripte  yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
Manifestasi klinis menurut smeltzer (2001) adalah:
1.      Sistem Gastointestinal
a. Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
b. Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
c. Anoreksia : mual dan muntah
d. Mulut berbau
e. Bibir kering
f. Nafsu makan berkurang
2.   Sistem Pernafasan
a. Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
b. Faring hiperimisis : terdapat detritus
c. Pernafasn bising.
d. Edema faring
e. Batuk
3.   Sistem Imun
a. Pembengkakan kelenjar limpah leher
b. Pembesaran tonsil
c. Tonsil Hiperemia
d. Demam atau peningkatan seluruh tubuh
4.   Sistem Muskuloskeletal
a. Kelemahan pada otot
b. Letargi
c. Nyeri pada otot
d. Malaise
F.     Klasifikasi Tonsilitis
1.      Tonsilitis Akut
Tonsilitis Akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
2.      Tonsilitis Falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3.      Tonsilitis Lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4.      Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
5.      Tonsilitis Kronik
Tonsilitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.
G.    Penatalaksanaan pada Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
a.       penatalaksanaan medis
1)      pemberian antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
2)      antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
3)      analgesik
4)      Pemberian cairan 2-2,5 liter/hari
5)      kompres dengan air hangat
6)      istirahat yang cukup
7)      pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
8)      kumur dengan air hangat
H.    Pemeriksaan Diagnostik pada Tonsilitis
a.       Test laboratorium
Test laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam rematik, glomerulunefritis dan demam jengkering.
b.      Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan
c.       Terapi      
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
I.       Komplikasi Tonsilitis
Faringitis merupakan komplikasi tonsilitis yang paling banyak didapat. Demam rematik, nefritis dapat timbul apabila penyebab tonsilitisnya adalah kuman streptokokus.
Komplikasi yang lain dapat berupa :
1.      Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
2.      Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
3.      Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4.      Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
5.      Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
6.      Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).



BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS
A.    Asuhan Keperawatan Tonsilitis
1.      Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi, atau asimetris hidung, perdarahan.
b. inspeksi mukosa hidung, warna kemerahan, pembengkakan atau ekstudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dala rhinitis kronis
c. palpasi sinus frontalis dan maksilaris, terhadap nyeri tekan yangmenunjukkan inflamasi.
d. inspeksi tenggor, warna kemerahan, lesi
e. inspeksi tonsil dan faring, warna kemerahan, asimetri, asanya drainase, ulserasi, atau pembesaran
f. palpasi trachea, apakah posisi pada garis tengah leher, apakah ada massa, deformitas
g. palpasi nodus limfe leher, apakah terjadi pembesaran, nyeri tekan yang berkaitan.
3.   Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
b. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
4.   Rencana Asuhan Keperawatan
NO.
Dx. KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
1.
Dx 1.
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Setelah di lakukan perawatan selama 3x 24 jam tidak ada masalah dalam suhu tubuh sehingga suhu tubuh kembali normal atau turun

Kriteria Hasil :
-     Suhu tubuh dalam rentang normal
-     Tidak ada pembengkakan pada dan kemerahan pada tonsil klien
-     Kulit tidak teraba panas
-    Pantau suhu minimal dua jam sekali sesuai dengan kebutuhan
-    Pantau warna kulit dan suhu
-    Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2 liter sehari
-    Gunakan waslap dingin (atau kantong es yan di balut dengan kain) di aksila, kening tengkuk, dan lipat paha
-    Ajarkan pasien/ keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia (misalnya : sangat panas, dan keletihan akibat panas
-    Berikan obat antipiretik, jika perlu gunakan matras dingin
-    Dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika perlu
2.
Dx 2.
Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan manajemen nyeri selama 1x 24 jam diharapkan tidak ada masalah nyeri dengan skala 5 sehingga nyeri dapat hilang atau berkurang.

Kriteria hasil :
-       klien mengatakan tidak sakit saat menelan makanan
-       Klien tidak nyeri tenggorokan
-      Nyeri berkurang atau hilang
-      Tonsil sudah tidak bengkak
-   Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0-10
-   Hadir di deket pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain untuk membantu relaksasi
-   Intruksikan pasien untuk menginformasikann kepada perwat jika peredaan nyeri tidak dapat tercapai
-   Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

3.
Dx.3
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Setelah di lakukan tindakan keperawatan 5x24 jam kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil :
-     Porsi makan klien dapat di habiskan
-     Klien tidak menolak lagi pada saat di berikan makan
-     Kembalinya nafsu makan klien
-    Pantau nilai laboraturium, khususnya transferin, albumin dan elektrolit
-    Buat perencanaan makan dengan pasien yang masik dalam jadwal makan, lingkungan makan, kesukaaan dan ketidaksukaan pasien serta suhu makanan
-    Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
-    Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan protain atau kehilangan protain

B.     Implementasi dan Evaluasi
1.      Implementasi
Pelaksanaan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun pada perencanaan. Prinsip-prinsip impelementasi dalam rencana keperwatan meliputi:
a.       Membina hubungan saling percaya dengan klien
b.      Memberikan O2 dengan menggunakan nasal
c.       Memonitor status oksigen pasien
d.      Mengkaji skala nyeri
e.       Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
f.       Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri
g.      Memonitor TTV
2.      Evaluasi
Adapun evaluasi dari tiap-tiap masalah yang ada sebagai berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Suhu tubuh dalam rentang normal 36-370C, keadaan, kulit dalam batas normal tidak mengalami turgor kulit yang jelek, nadi dan pernapasan dalam batas normal yaitu 80 x/menit dan pernapasan 18 x/menit.
b.      Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil
1)      Pasien menyatakan nyeri
2)      Pasien nampak rileks, muka tenang
3)      Pasien dapat tidur/ istirahat dengan nyaman
c.       Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan     
1)      Kehilangan berat badan minimal
2)      Intake nutrisi adekuat
3)      Pasien dapat mwenghabiskan porsi makan yang disediakan.
4)      Mual muntah tidak ada
5)      TB dan BB seimbang
6)      Iritasi gastrointestinal berkurang



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.
Dengan kami membuat, meneliti atau menggunakan kasus bedah post operasi Tonsilitis akut pada Tugas Akhir kami. Kami serta anda semua dapat mengerti mengenai tanda, gejala, ciri-ciri fisik, contoh pasien, dan therapy atau pengobatnya.
Selama 2 hari kami mengkaji pasien dengan kasus post operasi tonsillitis akut kami   dapat menyimpulkan bahwa :
1.   Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.
2.   Ciri-ciri atau dengan tanda dan gejala :
a.   Demam
b.   Tidak enak badan, mual, muntah
c.   Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
3.   Dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat menyembuhkan tonsillitis.
B.     Saran
Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun, semoga apa yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.





DAFTAR PUSTAKA
Adams, George L. 1997.BOISE Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I
Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
R. Sjamsuhidajat &Wim de jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta
:EGC
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk.
Ed.8. Jakarta : EGC;
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu penyakit dalam. (Edisi kedua). Jilid II. Jakarta: Balai
penerbit FK-UI.
Wilkinson, Judith.2000.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.